Tesis
IMPLIKASI BUDAYA KHIDMAH (PENGABDIAN) SANTRI PONDOK PESANTREN ANNUQAYAH DI TENGAH-TENGAH
MASYARAKAT TERHADAP PENINGKATAN HABLUM MINANNAS WA HABLUM
MINALLAH
A.
LATAR BELAKANG
Sering sekali
kita mendengar istilah “pengabdian” atau dalam kamus agama lebih dikenal dengan
istilah “khidmah” di pesantren. Istilah tersebut bagi kaum santri
bukanlah suatu yang hina, karenanya arti dalam kamus umum istilah pengabdian
sering diartikan dengan hal-hal yang menurunkan derajat diri seseorang dan
merupakan suatu yang hina, karena dia harus menjadi hamba seseorang yang lebih
tinggi derajatnya. Namun, bagi kaum santri pengabdian merupakan salah satu usaha
yang positif yang justru dengan pengabdian akan mengangkat derajat dirinya
sebagai manusia yang hina menjadi manusia yang kamil. Pengabdian bagi kaum santri bukan semata-mata tunduk dan patuh
terhadap sesama, melainkan para kaum santri membentuk hubungan yang baik dengan
masyarakat (hablum minannas) sebagai ujud luasnya ruang beribadah kepada
Allah (hablum minallah).
Pengabdian
seorang santri terhadap masyarakat adalah salah satu bentuk usaha melestarikan
keharmonisan dalam hidup bersosial. Dengan perannya sebagai santri yang
terpisahkan oleh masyarakat adalah menjadi jawaban tersendiri bagi santri
tampil sebagai agen pembentukan keharmonisan dengan prilaku yang baik dan
terpuji. Antara santri dan masyarakat akan membina hidup yang damai dan
penuh dengan kasih sayang.
Budaya pengabdian akan menumbuhkan pola pikir yang peduli terhadap sesama.
Santri yang dalam hal ini menjalankan tugas sebagai kader agama dan masyarakat
akan mampu menciptakan rasa peduli terhadap sesama. Karenanya seorang santri
telah terpupuk dan mengakar ajaran yang didapat di pesantren serta
mengaktualisasikannya dalam bingkai ta’awanu ‘alal birri wat taqwa
(saling tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa).
Dalam kenyataan sekarang keberadaan santri dibedakan dalam status sosial.
Seorang santri dianggap tidak lebih dari seorang yang sedang menuntut ilmu saja
tanpa mempunyai peran penting dalam kehidupan di masyarakat. Keberadaan santri
juga dianggap sakral oleh masyarakat dengan asumsi bahwa seorang santri hanya
tahu ilmu agama, sedangkan dalam bermasyarakat seorang santri masih perlu
belajar banyak di luar pesantren. Persoalan tersebut mampu dijawab oleh
pesantren. Karena di dalam pesantren telah diajarkan secara praktis bagaimana
tata cara hidup bermasyarakat yang baik menurut agama. Pengajaran tersebut dapat
diwujudkan melalui pengabdian santri terhadap masyarakat. Pengabdian seseorang
mengajarkan kepada masyarakat akan petingnya tolong menolong, sehingga implikasi
dari tindakan tersebut masyarakat sadar akan hak orang lain serta merasa
berhutang budi kepada santri. Dengan
demikian keberadaan santri akan semakin
dihargai oleh masyarakat sebagai sori tauladan dalam setiap pembentukan budaya
masyarakat yang islami.
B.
RUMUSAN MASALAH
Setelah melihat latar belakang yang ada
dan agar dalam penelitian ini tidak terjadi kerancuan, maka penulis dapat membatasi dan
merumuskan permasalahan yang akan di angkat dalam penelitian ini.
Adapun Rumusan masalah yang akan diambil
adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana
pola pikir santri Annuqayah dalam membudayakan pengabdian?;
2.
Bagaimana
proses dari pengabdian yang sebenarnya menurut kaum santri Annuqayah berdasarkan
pengalamannya?;
3.
Apa relasi
dan manfaat pengabdian kepada masyarakat dengan pengabdian kepada Allah
perspektif santri Annuqayah?;
C.
TUJUAN DAN
MANFAAT PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.
Untuk
mengetahui pola pikir santri Annuqayah dalam membudayakan pengabdian?;
2.
Untuk
mengetahui proses dari pengabdian yang sebenarnya menurut kaum santri Annuqayah
menurut pengalamannya?;
3.
Untuk
mengetahui relasi dan manfaat pengabdian kepada masyarakat dengan pengabdian
kepada Allah perspektif santri Annuqayah?;
Dari tujuan diadakannya penelitian tadi,
maka adapun manfaat penelitaian yaitu penelitian ini diharapkan mempunyai
manfaat yang urgen bagi :
1. Peneliti
a.
Melatih
peneliti dalam mengungkapkan pikiran dan hasil penelitian lewat tulisan secara ilmiah,
sistematis, serta membawa wawasan terhadap disiplin Ilmu yang digeluti
b.
Untuk mengetahui manfaat pengabdian bagi peneliti;
c.
Diharapkan dari
penelitian ini, peneliti dapat termotivasi dalam melaksanakan pengabdian.
2. Keilmuan
Diharapkan mampu memberikan sumbangan
pikiran khususnya tentang pentingnya pengabdian dan dapat memberikan kontribusi
keilmuan bagi disiplin keilmuan sosial dan agama khususnya di pesantren dan
masyarakat serta Negara pada umumnya.
D.
BATASAN ISTILAH
Menurut penulis arti dari objek penelitian adalah
sesuatu yang dijadikan pusat pengkajian dalam penelitian atau permasalahan yang diteliti untuk
diselesaikan. Objek penelitian yang akan
penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Implikasi
Budaya Khidmah
(Pengabdian) Santri Pondok Pesantren Annuqayah di Tengah-Tengah Masyarakat
Terhadap Peningkatan Hablum Minannas Wa Hablum Minallah.
. Sebagai
tindaklanjutnya guna mempermudah pemahaman pembaca terhadap kajian penelitian
yang akan dilakukan dan untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam
menginterpretasikan istilah-istilah dalam judul proposal tesis ini maka penulis
perlu memaparkan dan menegaskan istilah-istilah yang penulis rumuskan sebagai
berikut:
1.
Implikasi;
adalah keterlibatan atau hubungan dalam suatu masalah
2.
Budaya; adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa.
3.
Khidmah/Pengabdian; ketaatan dan kepatuhan dalam melaksanakan
tugas.
4.
Santri; adalah seseorang yang sedang atau
pernah belajar di pesantren.
5. Masyarakat; adalah sehimpunan manusia yang hidup
bersama-sama dalam suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentu.
6. Hablum Minannas; adalah Tata
hubungan yang mengatur antara manusia dengan makhluk yang lainnya dalam wujud
amaliyah sosial.
7. Hablum Minallah; adalah Tata hubungan yang mengatur antara
manusia dengan Tuhannya dalam hal ibadah (ubudiyah).
E.
TINJAUAN PUSTAKA
DAN KERANGKA TEORITIK
Untuk mengantisipasi terjadinya titik tekan objek penelitian yang sama
dengan penelitian terdahulu maka penulis akan mengkaji secara mendalam pada pokok
bahasan atau titik tekan tertentu yang belum pernah dibahas secara mendalam
oleh penelitian dan kajian ilmiah terdahulu yang berupa buku, artikel, serta
jurnal ilmiah. Sehingga penelitian yang akan penulis lakukan bisa bermanfaat
bagi pengembangan teori yang sudah ada. Penelusuran penelitian dan
kajian-kajian ilmiah terdahulu mayoritas
menggunakan cara field research (lapangan) dalam rangka mencari atau mengekspolrasi
dari berbagai sumber yang dapat
ditemui dilapangan. Dari penelusuran tersebut terdapat beberapa hasil penelitian dan kajian ilmiah terdahulu yang mempunyai hubungan kata kunci dan beberapa yang lain tidak memiliki hubungan secara
khusus dengan penelitian yang akan dilakukan ini.
Secara garis besar kata kunci dari penelitian yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah Implikasi Budaya Khidmah
(Pengabdian) Santri Pondok Pesantren Annuqayah di Tengah-Tengah Masyarakat
Terhadap Peningkatan Hablum Minannas Wa Hablum Minallah yang secara khusus terfokus pada :
a.
Latar belakang pembentukan pola pikir santri atau alumni PP. Annuqayah terhadap pengabdian,
b.
Penanaman budaya pengabdian yang kuat dalam
diri seorang santri atau alumni PP. Annuqayah,
c.
Pengabdian sebagai wadah untuk meningkatkan
hubungan antara santri atau alumni dengan masyarakatnya,
d.
Pengabdian yang bertumpu pada kemajuan kehidupan
masyarakat (budaya, pembangunan, infrastruktur, ekonomi, bahkan politik) yang benar menurut agama islam
adalah sebagai salah satu bentuk peningkatan ibadah kepada Allah.
Berbeda dengan beberapa
penelitian terdahulu,
penelitian ini mengambil lokasi
penelitian pada Pondok Pesantren Annuqayah serta Rumah-Rumah
Santri (alumni) Pondok Pesantren Annuqayah. Penelitian ini memiliki fokus pada pengabdian
santri secara lebih mendalam dan lebih rinci, sedangkan penelitian sebelumnya
cenderung membahas pengabdian dalam konteks formal serta memfokuskan pada
strategi pengajaran seorang santri, siswa, mahasiswa atau pelajar (pengabdi)
terhadap masyarakat. Padahal untuk
mengembangkan semua aspek tersebut yaitu pengabdian dalam
konteks formal dan strategi pengajaran
Akhlak mulia melalui pembelajaran lembaga
pengabdian perlu ditemukan
terlebih dahulu deskripsi dari latar belakang serta tujuan santri
pengabdi dan perkembangannya secara rinci. Sehingga diharapakan dalam penelitian ini nanti peneliti
bisa menemukan data-data yang bisa menggambarkan keadaan
pengabdian yang sebenarnya di Pondok Pesantren Annuqayah.
Berikut ini adalah isi secara garis besar dari hasil penelitian dan kajian ilmiah terdahulu yang memiliki
persamaan kata kunci namun memiliki titik tekan yang berbeda dengan penelitian
yang akan dilaksanakan ini:
1.
Ibnu Rosidi, dengan judul Tesisnya Pengembangan SDM
dalam Pengembangan Karakter Santri Di Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPM)
Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta. yang isinya
mengemukakan tentang: a) bentuk-bentuk pengembangan SDM yang dilakukan oleh
LPM; b) Implikasi dari pengembangan SDM dalam pembentukan karakter santri di
LPM PP. Wahid Hasyim.
2.
Nike Diana Ratnawati,
dengan judul artikelnya Pengabdian Ataukah Pekerjaan Profesi Guru Saat
Ini? Isi dari artikel ini secara garis besar adalah : a) peran seorang
guru di pendidikan; b) status pengabdian guru saat ini; c) kepribadian seorang
guru dalam pendidikan.
3. Achmad Ichsan Nugroho, S.Ag., dengan judul makalahnya Menjadi Guru Adalah Sebuah Pengabdian, Menjadi Guru
Berprestasi Adalah Kebanggaan. Secara
umum isi dari makalah tersebut adalah : a) Guru sebagai
pengabdian dan guru sebagai profesi; b) menggambarkan tentang guru berprestasi;
4.
Khoirul Umam
dkk, judul makalahnya Manusia dan Tanggung Jawab serta
Pengabdian. Makalah ini membahas seputar definisi dan
pembahasan secara ringkas tentang: a) tanggung jawab manusia, yang bahasannya
meliputi; Tanggung Jawab manusia terhadap diri sendiri, Tanggung Jawab kepada
keluarga, Tanggung Jawab kepada masyarakat, Tanggung Jawab kepada
Bangsa/Negara, Tanggung Jawab kepada Tuhan; b) pengabdian kepada keluarga,
masyarakat, Negara dan kepada Tuhan; c) Definisi dan teori kesadaran; d)
Definisi dan macam-macam pengorbanan meliputi; pengorbanan terhadap keluarga,
masyarakat, Negara, dan pengorbanan terehadap kebenaran.
5. Prof. Dr. KH.
Abd Muiz Kabry, dengan
judul artikelnya Cara Mengabdi Kepada
Allah SWT. Artikel ini
membahas secara khusus peran manusia dalam mengabdi kepada Allah SWT. baik
secara dhahir atau secara bathin.
6.
Abdul Mun’im DZ,
dengan judul artikelnya
menegakkan kembali etika kaum santri. Isi dari artikenya adalah
penegasan pengabdian kaum santri terhadap masyarakat miskin dengan ahlakul
karimah.
F.
METODE
PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian
ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan
berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka.
Menurut Bogdan dan Taylor, sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong,
penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati.
Sementara itu, penelitian
deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan
atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun
rekayasa manusia.
Adapun tujuan dari penelitian deskriptif
adalah untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai
fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian ini digunakan untuk
mengetahui implikasi budaya khidmah (pengabdian) santri Pondok Pesantren Annuqayah di tengah-tengah
masyarakat terhadap peningkatan Hablum Minannas Wa Hablum Minallah.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini bertujuan
untuk mendapat gambaran dan informasi yang lebih jelas, lengkap, serta
memungkinkan dan mudah bagi peneliti untuk melakukan penelitian observasi. Oleh
karena itu, maka penulis menetapkan lokasi penelitian adalah tempat di mana
penelitian akan dilakukan. Dalam hal ini, lokasi penelitian terletak di Pondok
Pesantren Annuqayah, lembaga pendidikan di Annuqayah, Lembaga Pengabdian
Masyarakat (LPM) yang ada di Annuqayah. Untuk mendapatkan data tentang
pengabdian di Pondok Pesantren Annuqayah secara mendalam, penelitian ini akan
dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan sejak bulan Nopember sampai bulan
Desember.
3. Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland sebagaimana
yang telah dikutip oleh Lexy. J. Moleong dalam bukunya yang berjudul Metodologi
Penelitian Kualitatif, mengemukakan bahwa sumber data utama dalam penelitian
kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya berupa data tambahan
seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jelas
datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan
statistic.
Sedangkan yang dimaksud sumber data
dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Apabila
menggunakan wawancara dalam mengumpulkan datanya maka sumber datanya disebut
informan, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan baik
secara tertulis maupun lisan. Apabila menggunakan observasi maka sumber datanya
adalah berupa benda, gerak, atau proses sesuatu. Apabila menggunakan
dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber datanya.
Dalam penelitian ini sumber data primer
berupa kata-kata diperoleh dari wawancara dengan para informan yang telah
ditentukan yang meliputi berbagai hal yang berkaitan dengan implikasi budaya khidmah (pengabdian) santri Pondok Pesantren Annuqayah di tengah-tengah
masyarakat terhadap peningkatan Hablum Minannas Wa Hablum Minallah.
. Sedangkan sumber data sekunder dalam
penelitian ini berupa data santri yang melakukan pengabdian, daftar nama tempat
pengabdian, profil lembaga pengabdian, serta foto-foto kegiatan pengabdian di
Pondok Pesantren Annuqayah tersebut.
4. Fokus Penelitian
Kajian penelitian ini difokuskan pada implikasi budaya khidmah (pengabdian) santri Pondok Pesantren Annuqayah di tengah-tengah
masyarakat terhadap peningkatan Hablum Minannas Wa Hablum Minallah,
yang meliputi bagaimana proses terjadianya Budaya Pengabdian, strategi
Pesantren Annuqayah dalam melestarikan Budaya Pengabdian, apa saja dampak
pengabdian terhadap hubungan Hablum Minannas
Wa Hablum Minallah.
5. Teknik Pengumpulan Data
Pengertian teknik pengumpulan data
menurut Arikunto adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data, di mana cara tersebut menunjukan pada suatu yang abstrak,
tidak dapat di wujudkan dalam benda yang kasat mata, tetapi dapat dipertontonkan
penggunaannya.
Dalam hal pengumpulan data ini, penulis
terjun langsung pada objek penelitian untuk mendapatkan data yang valid, maka
peneliti menggunakan metode sebagai berikut:
a.
Metode Observasi
Observasi atau pengamatan dapat
diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala
yang tampak pada objek penelitian. Observasi ini menggunakan observasi
partisipasi, di mana peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari
orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
Dalam observasi secara langsung ini, peneliti selain berlaku sebagai pengamat
penuh yang dapat melakukan pengamatan terhadap gejala atau proses yang terjadi
di dalam situasi yang sebenarnya yang langsung diamati oleh observer, juga
sebagai pemeran serta atau partisipan yang ikut melaksanakan proses Pengabdian
di Pondok Pesantren Annuqayah.
Observasi langsung ini dilakukan peneliti
untuk mengoptimalkan data mengenai pelaksanaan pengabdian, interaksi santri
pengabdi dengan masyarakat setempat, keadaan lembaga Pengabdian, keadaan sarana
dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan pengabdian, serta keadaan masyarakat,
Pesantren, dan lembaga yang menjadi tempat proses pengabdian tersebut.
b.
Metode Wawancara
(Interview)
Wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer)
yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan.
Dalam hal ini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur, di mana seorang
pewawancara menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan
diajukan untuk mencari jawaban atas hipotesis yang disusun dengan ketat.
Dalam melaksanakan teknik wawancara (interview),
pewawancara harus mampu menciptakan hubungan yang baik sehingga informan
bersedia bekerja sama, dan merasa bebas berbicara dan dapat memberikan
informasi yang sebenarnya. Teknik wawancara yang peneliti gunakan adalah secara
terstruktur (tertulis) yaitu dengan menyusun terlebih dahulu beberapa
pertanyaan yang akan disampaikan kepada informan. Hal ini dimaksudkan agar
pembicaraan dalam wawancara lebih terarah dan fokus pada tujuan yang dimaksud
dan menghindari pembicaraan yang terlalu melebar. Selain itu juga digunakan
sebagai patokan umum dan dapat dikembangkan peneliti melalui pertanyaan yang
muncul ketika kegiatan wawancara berlangsung.
Metode wawancara peneliti gunakan untuk
menggali data terkait pelaksanaan Budaya Pengabdian di Pondok Pesantren
Annuqayah. Adapun informannya antara lain:
1)
Pengurus Pondok
Pesantren Annuqayah Pusat, Daerah, santri Dhelem (santri yang melayani
keluarga kiyai) untuk mendapatkan informasi tentang implikasi budaya khidmah (pengabdian) santri Pondok Pesantren Annuqayah di tengah-tengah
masyarakat terhadap peningkatan Hablum Minannas Wa Hablum Minallah.
2)
Lembaga
Pengabdian Masyarakat (LPM) di Pondok Pesantren Annuqayah, untuk mendapatkan
informasi tentang proses pelaksanaan pengabdian di masyarakat dalam
meningkatkan Hablum Minannas
Wa Hablum Minallah.
3)
Pihak-pihak lain
yang berkaitan dengan perolehan data dalam penulisan tesis ini.
c.
Metode
Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal kata dokumen yang
artinya barang-barang tertulis. Dalam pelaksanaan metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan,
notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.
Melalui metode dokumentasi, peneliti
gunakan untuk menggali data berupa dokumen terkait dengan budaya pengabdian di
Pondok Pesantren Annuqayah, di antaranya: Daftar santri pengabdi di Pondok
Pesantren, Daftar santri pengabdi di masyarakat, dokumen hasil pengabdian, ,
sarana dan prasarana, foto-foto dokumenter, dan sebagainya.
6. Uji Keabsahan Data
Keabsahan data dalam penelitian ini
ditentukan dengan menggunakan kriteria kredibilitas. Untuk mendapatkan data
yang relevan, maka peneliti melakukan pengecekan keabsahan data hasil
penelitian dengan cara:
a.
Perpanjangan
Pengamatan
Peneliti tinggal di lapangan penelitian
sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Perpanjangan pengamatan peneliti
akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan.
Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek kembali apakah data yang
telah diberikan selama ini setelah dicek kembali pada sumber data asli atau
sumber data lain ternyata tidak benar, maka peneliti melakukan pengamatan lagi
yang lebih luas dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya.
Dalam penelitian ini peneliti melakukan
perpanjangan pengamatan, dengan kembali lagi ke lapangan untuk memastikan
apakah data yang telah penulis peroleh sudah benar atau masih ada yang salah.
b.
Ketekunan
pengamatan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan
pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka
kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan
sistematis.
Meningkatkan ketekunan itu ibarat kita mengecek soal-soal, atau makalah yang
telah dikerjakan, apakah ada yang salah atau tidak. Dengan meningkatkan
ketekunan itu, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data
yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Demikian juga dengan meningkatkan
ketekunan maka, peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan
sistematis tentang apa yang diamati.
Sebagai bekal peneliti untuk
meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku
maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan
pelaksanaan Pengabdian di Pondok Pesantren Annuqayah.
c.
Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas
ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai
cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber,
triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
Dalam penelitian ini menggunakan
triangulasi sumber. Triangulasi sumber digunakan untuk pengecekan data tentang
keabsahannya, membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen dengan
memanfaatkan berbagai sumber data informasi sebagai bahan pertimbangan. Dalam
hal ini penulis membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara,
dan juga membandingkan hasil wawancara dengan wawancara lainnya.
7. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah
metode deskriptif analitik, yaitu mendeskripsikan data yang dikumpulkan berupa
kata-kata, gambar, dan bukan angka. Data yang berasal dari naskah, wawancara,
catatan lapangan, dokuman, dan sebagainya, kemudian dideskripsikan sehingga
dapat memberikan kejelasan terhadap kenyataan atau realitas.
Analisis data dalam penelitian
kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan
setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution menyatakan:
“Analisis telah dimulai sejak merumuskan
dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan dan berlangsung terus
sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi
penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang grounded. Namun
dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di
lapangan bersama dengan pengumpulan data. Dalam kenyataannya, analisis data
kualitatif berlangsung selama proses
pengumpulan data dari pada setelah
selesai pengumpulan data.”
Analisis data versi Miles dan Huberman,
bahwa ada tiga alur kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data, serta
penarikan kesimpulan atau verifikasi.
a.
Reduksi data
diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan lapangan.
Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data, dimulai dengan membuat ringkasan,
mengkode, menelusuri tema, menulis memo, dan lain sebagainya, dengan maksud
menyisihkan data atau informasi yang tidak relevan, kemudian data tersebut
diverifikasi.
b.
Penyajian data
adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif
disajikan dalam bentuk teks naratif, dengan tujuan dirancang guna menggabungkan
informasi yang tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah dipahami.
c.
Penarikan
kesimpulan atau verifikasi merupakan kegiatan akhir penelitian kualitatif.
Peneliti harus sampai pada kesimpulan
dan melakukan verifikasi, baik dari segi makna maupun kebenaran kesimpulan yang
disepakati oleh tempat penelitian itu dilaksanakan. Makna yang dirumuskan
peneliti dari data harus diuji kebenaran, kecocokan, dan kekokohannya. Peneliti
harus menyadari bahwa dalam mencari makna, ia harus menggunakan pendektan emik,
yaitu dari kacamata key information, dan bukan penafsiran makna menurut
pandangan peneliti (pandangan etik).
Suharsimi
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Hal.
203.
Lexy
Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Hal
. 248.
Husaini
Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2009), Hal. 85-89.