Pacaran Sih Boleh, Tapi Pacaran Setelah Nikah

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Senin, 01 Desember 2014

TESIS TENTANG PENGABDIAN SANTRI ANNUQAYAH



Tesis
IMPLIKASI BUDAYA KHIDMAH (PENGABDIAN) SANTRI PONDOK PESANTREN ANNUQAYAH DI TENGAH-TENGAH MASYARAKAT TERHADAP PENINGKATAN HABLUM MINANNAS WA HABLUM MINALLAH

A.    LATAR BELAKANG
Sering sekali kita mendengar istilah “pengabdian” atau dalam kamus agama lebih dikenal dengan istilah “khidmah” di pesantren. Istilah tersebut bagi kaum santri bukanlah suatu yang hina, karenanya arti dalam kamus umum istilah pengabdian sering diartikan dengan hal-hal yang menurunkan derajat diri seseorang dan merupakan suatu yang hina, karena dia harus menjadi hamba seseorang yang lebih tinggi derajatnya[1]. Namun, bagi kaum santri pengabdian merupakan salah satu usaha yang positif yang justru dengan pengabdian akan mengangkat derajat dirinya sebagai manusia yang hina menjadi manusia yang kamil[2]. Pengabdian bagi kaum santri bukan semata-mata tunduk dan patuh terhadap sesama, melainkan para kaum santri membentuk hubungan yang baik dengan masyarakat (hablum minannas) sebagai ujud luasnya ruang beribadah kepada Allah (hablum minallah).
Pengabdian seorang santri terhadap masyarakat adalah salah satu bentuk usaha melestarikan keharmonisan dalam hidup bersosial. Dengan perannya sebagai santri yang terpisahkan oleh masyarakat adalah menjadi jawaban tersendiri bagi santri tampil sebagai agen pembentukan keharmonisan dengan prilaku yang baik dan terpuji[3]. Antara santri dan masyarakat akan membina hidup yang damai dan penuh dengan kasih sayang.
Budaya pengabdian akan menumbuhkan pola pikir yang peduli terhadap sesama. Santri yang dalam hal ini menjalankan tugas sebagai kader agama dan masyarakat akan mampu menciptakan rasa peduli terhadap sesama. Karenanya seorang santri telah terpupuk dan mengakar ajaran yang didapat di pesantren serta mengaktualisasikannya dalam bingkai ta’awanu ‘alal birri wat taqwa (saling tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa).
Dalam kenyataan sekarang keberadaan santri dibedakan dalam status sosial. Seorang santri dianggap tidak lebih dari seorang yang sedang menuntut ilmu saja tanpa mempunyai peran penting dalam kehidupan di masyarakat. Keberadaan santri juga dianggap sakral oleh masyarakat dengan asumsi bahwa seorang santri hanya tahu ilmu agama, sedangkan dalam bermasyarakat seorang santri masih perlu belajar banyak di luar pesantren. Persoalan tersebut mampu dijawab oleh pesantren. Karena di dalam pesantren telah diajarkan secara praktis bagaimana tata cara hidup bermasyarakat yang baik menurut agama. Pengajaran tersebut dapat diwujudkan melalui pengabdian santri terhadap masyarakat. Pengabdian seseorang mengajarkan kepada masyarakat akan petingnya tolong menolong, sehingga implikasi dari tindakan tersebut masyarakat sadar akan hak orang lain serta merasa berhutang budi kepada santri[4]. Dengan demikian keberadaan santri akan semakin dihargai oleh masyarakat sebagai sori tauladan dalam setiap pembentukan budaya masyarakat yang islami.
B.     RUMUSAN MASALAH
Setelah melihat latar belakang yang ada dan agar dalam penelitian ini tidak terjadi kerancuan, maka penulis dapat membatasi dan merumuskan permasalahan yang akan di angkat dalam penelitian ini.
Adapun Rumusan masalah yang akan diambil adalah sebagai berikut:
1.   Bagaimana pola pikir santri Annuqayah dalam membudayakan pengabdian?;
2.   Bagaimana proses dari pengabdian yang sebenarnya menurut kaum santri Annuqayah berdasarkan pengalamannya?;
3.   Apa relasi dan manfaat pengabdian kepada masyarakat dengan pengabdian kepada Allah perspektif santri Annuqayah?;
C.    TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.   Untuk mengetahui pola pikir santri Annuqayah dalam membudayakan pengabdian?;
2.   Untuk mengetahui proses dari pengabdian yang sebenarnya menurut kaum santri Annuqayah menurut pengalamannya?;
3.   Untuk mengetahui relasi dan manfaat pengabdian kepada masyarakat dengan pengabdian kepada Allah perspektif santri Annuqayah?;
Dari tujuan diadakannya penelitian tadi, maka adapun manfaat penelitaian yaitu penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat yang urgen bagi :
1. Peneliti
a.    Melatih peneliti dalam mengungkapkan pikiran dan  hasil penelitian lewat tulisan secara ilmiah, sistematis, serta membawa wawasan terhadap disiplin Ilmu yang digeluti
b.   Untuk mengetahui manfaat pengabdian bagi peneliti;
c.    Diharapkan dari penelitian ini, peneliti dapat termotivasi dalam melaksanakan pengabdian.
2. Keilmuan
Diharapkan mampu memberikan sumbangan pikiran khususnya tentang pentingnya pengabdian dan dapat memberikan kontribusi keilmuan bagi disiplin keilmuan sosial dan agama khususnya di pesantren dan masyarakat serta Negara pada umumnya.
D.    BATASAN ISTILAH
Menurut penulis arti dari objek penelitian adalah sesuatu yang dijadikan pusat pengkajian dalam penelitian atau permasalahan yang diteliti untuk diselesaikan.  Objek penelitian yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Implikasi Budaya Khidmah (Pengabdian) Santri Pondok Pesantren Annuqayah di Tengah-Tengah Masyarakat Terhadap Peningkatan Hablum Minannas Wa Hablum Minallah.
. Sebagai tindaklanjutnya guna mempermudah pemahaman pembaca terhadap kajian penelitian yang akan dilakukan dan untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam menginterpretasikan istilah-istilah dalam judul proposal tesis ini maka penulis perlu memaparkan dan menegaskan istilah-istilah yang penulis rumuskan sebagai berikut:
1.   Implikasi; adalah keterlibatan atau hubungan dalam suatu masalah[5]
2.   Budaya; adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa.[6]
3.   Khidmah/Pengabdian; ketaatan dan kepatuhan dalam melaksanakan tugas.[7]
4.   Santri; adalah seseorang yang sedang atau pernah belajar di pesantren.[8]
5.   Masyarakat; adalah sehimpunan manusia yang hidup bersama-sama dalam suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentu.[9]
6.   Hablum Minannas; adalah Tata hubungan yang mengatur antara manusia dengan makhluk yang lainnya dalam wujud amaliyah sosial.[10]
7.   Hablum Minallah;  adalah Tata hubungan yang mengatur antara manusia dengan Tuhannya dalam hal ibadah (ubudiyah).[11]
E.     TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIK
Untuk mengantisipasi terjadinya titik tekan objek penelitian yang sama dengan penelitian terdahulu maka penulis akan mengkaji secara mendalam pada pokok bahasan atau titik tekan tertentu yang belum pernah dibahas secara mendalam oleh penelitian dan kajian ilmiah terdahulu yang berupa buku, artikel, serta jurnal ilmiah. Sehingga penelitian yang akan penulis lakukan bisa bermanfaat bagi pengembangan teori yang sudah ada. Penelusuran penelitian dan kajian-kajian ilmiah terdahulu mayoritas menggunakan cara field research (lapangan) dalam rangka mencari atau mengekspolrasi dari berbagai sumber yang dapat ditemui dilapangan. Dari penelusuran tersebut terdapat beberapa hasil penelitian dan kajian ilmiah  terdahulu yang mempunyai hubungan kata kunci dan beberapa yang lain tidak memiliki hubungan secara khusus dengan penelitian yang akan dilakukan ini.
Secara garis besar kata kunci dari penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Implikasi Budaya Khidmah (Pengabdian) Santri Pondok Pesantren Annuqayah di Tengah-Tengah Masyarakat Terhadap Peningkatan Hablum Minannas Wa Hablum Minallah yang secara khusus terfokus pada :
a.    Latar belakang pembentukan pola pikir santri atau alumni PP. Annuqayah terhadap pengabdian,
b.   Penanaman budaya pengabdian yang kuat dalam diri seorang santri atau alumni PP. Annuqayah,
c.    Pengabdian sebagai wadah untuk meningkatkan hubungan antara santri atau alumni dengan masyarakatnya,
d.   Pengabdian yang bertumpu pada kemajuan kehidupan masyarakat (budaya, pembangunan, infrastruktur, ekonomi,  bahkan politik) yang benar menurut agama islam adalah sebagai salah satu bentuk peningkatan ibadah kepada Allah.
Berbeda dengan beberapa penelitian terdahulu, penelitian ini mengambil lokasi penelitian pada Pondok Pesantren Annuqayah serta Rumah-Rumah Santri (alumni) Pondok Pesantren Annuqayah. Penelitian ini memiliki fokus pada pengabdian santri secara lebih mendalam dan lebih rinci, sedangkan penelitian sebelumnya cenderung membahas pengabdian dalam konteks formal serta memfokuskan pada strategi pengajaran seorang santri, siswa, mahasiswa atau pelajar (pengabdi) terhadap masyarakat. Padahal untuk mengembangkan semua aspek tersebut yaitu pengabdian dalam konteks formal dan strategi pengajaran Akhlak mulia melalui pembelajaran lembaga pengabdian perlu ditemukan terlebih dahulu deskripsi dari latar belakang serta tujuan santri pengabdi dan perkembangannya secara rinci. Sehingga diharapakan dalam penelitian ini nanti peneliti bisa menemukan data-data yang bisa menggambarkan keadaan pengabdian yang sebenarnya di Pondok Pesantren Annuqayah.
Berikut ini adalah isi secara garis besar dari hasil penelitian dan kajian ilmiah terdahulu yang memiliki persamaan kata kunci namun memiliki titik tekan yang berbeda dengan penelitian yang akan dilaksanakan ini:
1.   Ibnu Rosidi, dengan judul Tesisnya Pengembangan SDM dalam Pengembangan Karakter Santri Di Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPM) Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta. yang isinya mengemukakan tentang: a) bentuk-bentuk pengembangan SDM yang dilakukan oleh LPM; b) Implikasi dari pengembangan SDM dalam pembentukan karakter santri di LPM PP. Wahid Hasyim.
2.   Nike Diana Ratnawati, dengan judul artikelnya Pengabdian Ataukah Pekerjaan Profesi Guru Saat Ini? Isi dari artikel ini secara garis besar adalah : a) peran seorang guru di pendidikan; b) status pengabdian guru saat ini; c) kepribadian seorang guru dalam pendidikan.
3.   Achmad Ichsan Nugroho, S.Ag., dengan judul makalahnya Menjadi Guru Adalah Sebuah Pengabdian, Menjadi Guru Berprestasi Adalah Kebanggaan. Secara umum isi dari makalah tersebut adalah : a) Guru sebagai pengabdian dan guru sebagai profesi; b) menggambarkan tentang guru berprestasi;
4.   Khoirul Umam dkk, judul makalahnya Manusia dan Tanggung Jawab serta Pengabdian. Makalah ini membahas seputar definisi dan pembahasan secara ringkas tentang: a) tanggung jawab manusia, yang bahasannya meliputi; Tanggung Jawab manusia terhadap diri sendiri, Tanggung Jawab kepada keluarga, Tanggung Jawab kepada masyarakat, Tanggung Jawab kepada Bangsa/Negara, Tanggung Jawab kepada Tuhan; b) pengabdian kepada keluarga, masyarakat, Negara dan kepada Tuhan; c) Definisi dan teori kesadaran; d) Definisi dan macam-macam pengorbanan meliputi; pengorbanan terhadap keluarga, masyarakat, Negara, dan pengorbanan terehadap kebenaran.
5.   Prof. Dr. KH. Abd Muiz Kabry, dengan judul artikelnya Cara Mengabdi Kepada Allah SWT. Artikel ini membahas secara khusus peran manusia dalam mengabdi kepada Allah SWT. baik secara dhahir atau secara bathin.
6.   Abdul Mun’im DZ, dengan judul artikelnya menegakkan kembali etika kaum santri. Isi dari artikenya adalah penegasan pengabdian kaum santri terhadap masyarakat miskin dengan ahlakul karimah.
F.     METODE PENELITIAN
1.  Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka. [12] Menurut Bogdan dan Taylor, sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.[13]
Sementara itu, penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun rekayasa manusia.[14]
Adapun tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui implikasi budaya khidmah (pengabdian) santri Pondok Pesantren Annuqayah di tengah-tengah masyarakat terhadap peningkatan Hablum Minannas Wa Hablum Minallah.
2.  Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapat gambaran dan informasi yang lebih jelas, lengkap, serta memungkinkan dan mudah bagi peneliti untuk melakukan penelitian observasi. Oleh karena itu, maka penulis menetapkan lokasi penelitian adalah tempat di mana penelitian akan dilakukan. Dalam hal ini, lokasi penelitian terletak di Pondok Pesantren Annuqayah, lembaga pendidikan di Annuqayah, Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) yang ada di Annuqayah. Untuk mendapatkan data tentang pengabdian di Pondok Pesantren Annuqayah secara mendalam, penelitian ini akan dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan sejak bulan Nopember sampai bulan Desember.
3.  Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland sebagaimana yang telah dikutip oleh Lexy. J. Moleong dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian Kualitatif, mengemukakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya berupa data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jelas datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistic.[15]
Sedangkan yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Apabila menggunakan wawancara dalam mengumpulkan datanya maka sumber datanya disebut informan, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan baik secara tertulis maupun lisan. Apabila menggunakan observasi maka sumber datanya adalah berupa benda, gerak, atau proses sesuatu. Apabila menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber datanya.[16]
Dalam penelitian ini sumber data primer berupa kata-kata diperoleh dari wawancara dengan para informan yang telah ditentukan yang meliputi berbagai hal yang berkaitan dengan implikasi budaya khidmah (pengabdian) santri Pondok Pesantren Annuqayah di tengah-tengah masyarakat terhadap peningkatan Hablum Minannas Wa Hablum Minallah.
. Sedangkan sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa data santri yang melakukan pengabdian, daftar nama tempat pengabdian, profil lembaga pengabdian, serta foto-foto kegiatan pengabdian di Pondok Pesantren Annuqayah tersebut.
4.  Fokus Penelitian
Kajian penelitian ini difokuskan pada implikasi budaya khidmah (pengabdian) santri Pondok Pesantren Annuqayah di tengah-tengah masyarakat terhadap peningkatan Hablum Minannas Wa Hablum Minallah, yang meliputi bagaimana proses terjadianya Budaya Pengabdian, strategi Pesantren Annuqayah dalam melestarikan Budaya Pengabdian, apa saja dampak pengabdian terhadap hubungan Hablum Minannas Wa Hablum Minallah.
5.  Teknik Pengumpulan Data
Pengertian teknik pengumpulan data menurut Arikunto adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data, di mana cara tersebut menunjukan pada suatu yang abstrak, tidak dapat di wujudkan dalam benda yang kasat mata, tetapi dapat dipertontonkan penggunaannya.[17]
Dalam hal pengumpulan data ini, penulis terjun langsung pada objek penelitian untuk mendapatkan data yang valid, maka peneliti menggunakan metode sebagai berikut:
a.    Metode Observasi
Observasi atau pengamatan dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi ini menggunakan observasi partisipasi, di mana peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.[18] Dalam observasi secara langsung ini, peneliti selain berlaku sebagai pengamat penuh yang dapat melakukan pengamatan terhadap gejala atau proses yang terjadi di dalam situasi yang sebenarnya yang langsung diamati oleh observer, juga sebagai pemeran serta atau partisipan yang ikut melaksanakan proses Pengabdian di Pondok Pesantren Annuqayah.
Observasi langsung ini dilakukan peneliti untuk mengoptimalkan data mengenai pelaksanaan pengabdian, interaksi santri pengabdi dengan masyarakat setempat, keadaan lembaga Pengabdian, keadaan sarana dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan pengabdian, serta keadaan masyarakat, Pesantren, dan lembaga yang menjadi tempat proses pengabdian tersebut.
b.   Metode Wawancara (Interview)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan.[19] Dalam hal ini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur, di mana seorang pewawancara menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan untuk mencari jawaban atas hipotesis yang disusun dengan ketat.[20]
Dalam melaksanakan teknik wawancara (interview), pewawancara harus mampu menciptakan hubungan yang baik sehingga informan bersedia bekerja sama, dan merasa bebas berbicara dan dapat memberikan informasi yang sebenarnya. Teknik wawancara yang peneliti gunakan adalah secara terstruktur (tertulis) yaitu dengan menyusun terlebih dahulu beberapa pertanyaan yang akan disampaikan kepada informan. Hal ini dimaksudkan agar pembicaraan dalam wawancara lebih terarah dan fokus pada tujuan yang dimaksud dan menghindari pembicaraan yang terlalu melebar. Selain itu juga digunakan sebagai patokan umum dan dapat dikembangkan peneliti melalui pertanyaan yang muncul ketika kegiatan wawancara berlangsung.[21]
Metode wawancara peneliti gunakan untuk menggali data terkait pelaksanaan Budaya Pengabdian di Pondok Pesantren Annuqayah. Adapun informannya antara lain:
1)   Pengurus Pondok Pesantren Annuqayah Pusat, Daerah, santri Dhelem (santri yang melayani keluarga kiyai) untuk mendapatkan informasi tentang implikasi budaya khidmah (pengabdian) santri Pondok Pesantren Annuqayah di tengah-tengah masyarakat terhadap peningkatan Hablum Minannas Wa Hablum Minallah.
2)   Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) di Pondok Pesantren Annuqayah, untuk mendapatkan informasi tentang proses pelaksanaan pengabdian di masyarakat dalam meningkatkan Hablum Minannas Wa Hablum Minallah.
3)   Pihak-pihak lain yang berkaitan dengan perolehan data dalam penulisan tesis ini.
c.    Metode Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Dalam pelaksanaan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.[22]
Melalui metode dokumentasi, peneliti gunakan untuk menggali data berupa dokumen terkait dengan budaya pengabdian di Pondok Pesantren Annuqayah, di antaranya: Daftar santri pengabdi di Pondok Pesantren, Daftar santri pengabdi di masyarakat, dokumen hasil pengabdian, , sarana dan prasarana, foto-foto dokumenter, dan sebagainya.
6.  Uji Keabsahan Data
Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan kriteria kredibilitas. Untuk mendapatkan data yang relevan, maka peneliti melakukan pengecekan keabsahan data hasil penelitian dengan cara:
a.    Perpanjangan Pengamatan
Peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Perpanjangan pengamatan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan.[23] Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek kembali apakah data yang telah diberikan selama ini setelah dicek kembali pada sumber data asli atau sumber data lain ternyata tidak benar, maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya.[24]
Dalam penelitian ini peneliti melakukan perpanjangan pengamatan, dengan kembali lagi ke lapangan untuk memastikan apakah data yang telah penulis peroleh sudah benar atau masih ada yang salah.
b.   Ketekunan pengamatan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.[25] Meningkatkan ketekunan itu ibarat kita mengecek soal-soal, atau makalah yang telah dikerjakan, apakah ada yang salah atau tidak. Dengan meningkatkan ketekunan itu, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan maka, peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.[26]
Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan pelaksanaan Pengabdian di Pondok Pesantren Annuqayah.
c.    Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.[27]
Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi sumber digunakan untuk pengecekan data tentang keabsahannya, membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen dengan memanfaatkan berbagai sumber data informasi sebagai bahan pertimbangan. Dalam hal ini penulis membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara, dan juga membandingkan hasil wawancara dengan wawancara lainnya.
7.  Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif analitik, yaitu mendeskripsikan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka. Data yang berasal dari naskah, wawancara, catatan lapangan, dokuman, dan sebagainya, kemudian dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan terhadap kenyataan atau realitas.[28]
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution menyatakan:
“Analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang grounded. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersama dengan pengumpulan data. Dalam kenyataannya, analisis data kualitatif  berlangsung selama proses pengumpulan data dari pada setelah  selesai pengumpulan data.”[29]
Analisis data versi Miles dan Huberman, bahwa ada tiga alur kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan atau verifikasi.[30]
a.    Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data, dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, menulis memo, dan lain sebagainya, dengan maksud menyisihkan data atau informasi yang tidak relevan, kemudian data tersebut diverifikasi.
b.   Penyajian data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif, dengan tujuan dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah dipahami.
c.    Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan kegiatan akhir penelitian kualitatif. Peneliti harus sampai pada  kesimpulan dan melakukan verifikasi, baik dari segi makna maupun kebenaran kesimpulan yang disepakati oleh tempat penelitian itu dilaksanakan. Makna yang dirumuskan peneliti dari data harus diuji kebenaran, kecocokan, dan kekokohannya. Peneliti harus menyadari bahwa dalam mencari makna, ia harus menggunakan pendektan emik, yaitu dari kacamata key information, dan bukan penafsiran makna menurut pandangan peneliti (pandangan etik).


[1] Waryono Abdul Ghafur, M. Ag, Tafsir Sosial, (Yogyakarta : eLSAQ Press, Cet I, Februari 2005), Hal. 324.
[2] Ibid, Hal. 325.
[3] Muhammad Takdir Ilahi, Revitalisasi Pendidikan Berbasis Moral, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, Cet. I, 2012), Hal. 189.
[4] Murtadha Muthahhari, Quantum Akhlak, (Yogyakarta : Arti Bumi Intaran, Cet. I, Agustus 2008), Hal. 7
[5] Pius A Partanto & M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya : Arkola, tt), Hal. 255
[6] Drs. Joko Tri Prasetya, dkk, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta, PT. Rineka Cipta, Cet. I, 1991), Hal. 28
[7] Waryono Abdul Ghafur, M. Ag, Tafsir Sosial,…. Hal. 325
[8] Pius A Partanto & M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer,… Hal. 700
[9] Tim Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta Barat : Pustaka Phoenix, cet. VI, 2012), Hal. 567
[10] Fathurrahim, Hablum Minallah wa Hablum Minannas, (Edisi Senin, 14 Oktober 2014), Hal. 1
[11] Ibid, Hal. 1
[12] Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif Rancangan Metodologi, Presentasi, dan Publikasi Hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Penelitian Pemula Bidang Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. I, Hal. 51.
[13] Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), Hal. 3.
[14] Ibid, Hal. 17.
[15] Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Hal, 112.
[16] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002, Cet.XII), Hal. 107.
[17] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Hal. 134.
[18] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D , (Bandung: Alfabeta, 2006), Hal. 310.
[19] Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Hal. 135.
[20] Ibid, Hal.138.
[21] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Hal. 203.
[22] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Hal.149.
[23] Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Hal. 248.
[24] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Hal. 271.
[25] Ibid, Hal. 272.
[26] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Hal. 272.
[27] Ibid, Hal. 273.
[28] Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), Hal. 66.
[29] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Hal. 335-336.
[30] Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), Hal. 85-89.
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com